Ancaman Merkuri di Laut Meningkat Akibat Aktivitas Manusia Modern
- Jumat, 03 Oktober 2025

JAKARTA - Ilmuwan memperingatkan adanya ancaman merkuri yang tersembunyi akibat aktivitas manusia. Studi terbaru mengungkap bahwa landas kontinen, yang selama ini dianggap penyimpan aman merkuri, kini menghadapi risiko pelepasan yang cepat. Dampaknya berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan ekosistem laut.
Penelitian ini dipimpin oleh tim Universitas Peking bekerja sama dengan para pakar dari Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Dengan menggunakan data beresolusi tinggi serta model berbasis proses, mereka berhasil memetakan kapasitas penyimpanan merkuri global secara akurat.
Landas Kontinen, “Ginjal” Lautan
Merkuri merupakan polutan beracun yang bisa menumpuk dalam rantai makanan. Selama ini, sedimen laut dianggap sebagai tempat penyimpanan permanen. Namun, penelitian menunjukkan landas kontinen menyimpan hampir 1.300 ton merkuri per tahun. Jumlah ini enam kali lipat perkiraan sebelumnya oleh Program Lingkungan Hidup PBB.
Baca Juga
Wang Xuejun, penulis korespondensi studi, menyebut landas kontinen berperan layaknya “ginjal” di lautan. Fungsi ini secara efektif menyaring merkuri beracun, sehingga mengurangi risiko bagi perikanan pesisir dan kesehatan manusia. Namun, aktivitas manusia kini merusak fungsi penting tersebut.
Penggunaan pukat dasar dan pengerukan bertindak seperti “pisau bedah” yang mengganggu sedimentasi. Aktivitas ini menyebabkan pelepasan lebih dari 5.000 ton merkuri ke perairan setiap tahun, empat kali lipat dari jumlah yang tertimbun secara alami.
Dampak Aktivitas Manusia dan Perubahan Iklim
Selain gangguan langsung akibat penangkapan ikan dan pengerukan, perubahan iklim turut memperburuk kondisi. Suhu laut yang meningkat mempercepat pelepasan merkuri dari sedimen. Model simulasi menunjukkan, jika pemanasan global mencapai 1,5–5 derajat Celsius, pelepasan merkuri dapat meningkat 6–21 persen hingga akhir abad ini.
Lautan yang lebih hangat juga mempercepat penguraian materi organik dalam sedimen, sehingga mendorong pelepasan merkuri lebih lanjut. Frekuensi peristiwa cuaca ekstrem yang meningkat menambah risiko pelepasan merkuri ke perairan.
Liu Maodian, salah satu penulis koresponden, menekankan bahwa pukat dasar dapat membangkitkan “merkuri warisan” yang telah terkubur selama puluhan hingga ratusan tahun. Zat beracun yang kembali ke permukaan ini dapat memasuki rantai makanan, menimbulkan risiko baru bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Perlindungan Landas Kontinen dan Kesehatan Laut
Penelitian ini menekankan pentingnya menjaga landas kontinen sebagai garis pertahanan terakhir terhadap merkuri. Liu menambahkan, perlindungan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. Landas kontinen berfungsi sebagai penjaga ekosistem laut sekaligus pelindung kesehatan manusia.
Hanya dengan mengintegrasikan pengelolaan merkuri, kebijakan perikanan, dan target netralitas karbon, garis pertahanan ini bisa tetap efektif. Strategi ini penting agar ekosistem laut tetap aman dari kontaminasi merkuri berbahaya dan populasi manusia terlindungi dari dampak kesehatan jangka panjang.
Studi ini juga menjadi peringatan bagi dunia untuk memperhatikan efek kumulatif aktivitas manusia di laut. Kegiatan sehari-hari seperti penangkapan ikan skala besar dan pengerukan dasar laut bisa mempercepat pelepasan zat beracun yang selama ini dianggap aman.
Dampak merkuri bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga kesehatan manusia. Zat ini mudah menumpuk dalam rantai makanan, mulai dari plankton, ikan, hingga manusia. Paparan jangka panjang dapat menimbulkan gangguan saraf, kerusakan ginjal, dan risiko kesehatan lainnya.
Penelitian ini menegaskan bahwa landas kontinen bukan sekadar penyimpan sedimen laut, tetapi juga pelindung ekosistem dan manusia dari merkuri beracun. Gangguan manusia dan perubahan iklim mengancam fungsi vital ini.
Mengelola merkuri secara efektif membutuhkan koordinasi global. Integrasi kebijakan lingkungan, perikanan, dan target iklim menjadi kunci untuk menjaga garis pertahanan terakhir terhadap polusi merkuri. Kesadaran dan tindakan segera akan menentukan seberapa aman ekosistem laut dan kesehatan manusia di masa depan.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
5 Minuman Korea Ini Bantu Kulit Awet Muda Alami
- 03 Oktober 2025
2.
3.
4.
5.
Teknologi Satelit T-Mobile Buat WhatsApp dan Maps Tetap Aktif
- 03 Oktober 2025